Love myself more

April 5, 2008

Terkadang aku membenci diriku sendiri, mungkin orang yang terlihat baik dalam banyak hal.Namun memiliki banyak kekurangan di banyak hal juga. Tapi kadang aku sangat menyukai diriku, dan merasa tidak ingin berubah.. Aku kadang menyukai diriku yang pendiam, tidak memberikan masalah pada orang lain, tidak membuat orang lain menderita karena perkataanku, tapi kadang merasa tidak berguna karena tidak membantu orang lain yang dalam kesulitan. TIdak dapat menyenangkan orang – orang yang aku cintai dengan perkataanku.

Kadang aku sebal akan diriku yang pemalas, namun kadang aku sangat merasa sangat nyaman dengan keadaan seperti itu, tidak tergesa – gesa, dan mudah merasa bahagia, mudah merasa puas dengan sesuatu.

Aku sangat menyukai diriku yang senang belajar Dharma, namun merasa mengapa sepertinya aku melakukannya bukan dengan motivasi baik.

Akhir – akhir ini aku merenung, benarkah aku mengenal diriku sendiri, berapa banyak hal – hal buruk dalam diriku yang kusembunyikan agar aku disukai banyak orang. Berapa banyak sebenarnya hal – hal baik aku lakukan demi kesenanganku sendiri. Betapa aku berusaha untuk menjadi orang lain untuk mempermudah hidupku.

Tapi sekarang aku sadar. Aku haruslah sangat menyukai diriku sendiri, diriku yang tidak sempurna ini. Dengan pengolahan yang baik, semua kekuranganku akan menjadi aset yang sangat berharga. Pengorbanan yang aku lakukan sekarang, akan menjadi modal dan pengalaman yang sangat berguna untuk hal yang akan aku lakukan dimasa yang akan datang.

Aku tidak perlu berusaha menjadi orang lain yang pintar bicara, meniru gaya bicara mereka. Aku harus berusaha sebagai diriku sendiri, melakukan hal – hal yang aku yakini. Tidak terpengaruh orang lain, tidak mengambil jalan pintas. Suatu saat sikap pendiamku sekarang, akan menunjangku untuk berbicara dengan lebih baik dimasa yang akan datang. Aku akan berusaha keras agar menjadi orang yang berbicara dengan menyenangkan, tidak melebih – lebihkan, dan tidak berusaha untuk menyenangkan orang lain.

Aku akan berusaha keras menyadari setiap kekesalan, kemarahan, yang timbul dari segala tindakanku. Memperhatikannya dengan sungguh – sungguh, menyadari hal yang ditimbulkannya, mencatat dan kemudian membagi para orang lain. Aku akan menjadikan itu sebagai dasar latihanku, agar aku memiliki motivasi yang benar untuk berbuat baik.

Mungkin akan sangat menyenangkan menjadi orang yang sempurna. Tapi itu hanya untuk diri sendiri, tidak terlalu berguna bagi orang lain. Berlatih mengatasi kekurangan, dan kemudian membaginya bagi orang lain, menyadari penderitaan karena kekurangan tersebut, dan kemudian menjadikan sebagai motivasi untuk membantu mereka.

Marah.. T_T

March 14, 2008

Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi dengan diriku.. Akhir – akhir ini aku sering merasa sedih, merasa cape dan merasa ingin marah. Padahal dulu aku selalu berpikir semua hal itu tidak berguna, sia – sia, malah menimbulkan penderitaan pada diri sendiri dan orang lain. Dulu aku sering heran mengapa orang bisa sering marah, bahwa marah itu tidak ada gunanya, dan jujur saja aku dulu menganggap diriku bukan orang yang pemarah.

Tapi akhir – akhir ini, aku sering rasanya ingin marah. Meskipun aku tau dengan jelas betapa bahayanya marah itu, aku merasakan dengan jelas betapa menderitanya diri ini ketika marah, betapa aku tidak dapat melakukan sesuatu dengan baik, aku tidak bisa belajar, berpikir. Yang ku kerjakan ketika marah hanyalah bermain game, baca komik dan lainnya. Aku sudah sering dengan tentang banyak teori melihat kemarahan secara mendalam dan penuh kesadaran, bagaimana merenungkan bahwa kita sebenarnya tidak perlu marah, dan dulu aku yakin sekali diriku memiliki semua itu, aku dalam kondisi yang stabil dimana aku hampir tidak pernah marah, dan betapa bangganya aku pada diriku karena aku malah senang dan menganggap itu sebagai latihan ketika ada hal yang tidak aku sukai dilakukan orang lain.
Tapi sekarang aku mengalami hal yang dulu kutidak mengerti, betapa orang sangat mudah marah ketika sedang menderita, dan betapa stabilnya emosiku ketika aku sedang bahagia. Betapapun ku mencoba untuk merenungkan kemarahanku ketika sedang tidak bahagia, semuanya percuma.

Tidak hanya itu, aku kadang malah sering berpikir untuk mau menang sendiri, tidak mau memikirkan orang lain, berusaha untuk membenarkan diri sendiri akan semua hal buruk yang aku lakukan, bahkan kadang – kadang sempat berpikir untuk menyakiti orang lain.
Sekarang aku menyadari hal yang diperlukan adalah ketenangan dan kejernihan untuk melihat kemarahan tersebut, dan hal tersebut tidak bisa aku lakukan ketika aku sedang menderita. Aku melihat betapa banyak hal buruk bisa dilakukan orang yang sedang menderita. Selama ini aku selalu menggangap rendah orang yang mencuri, orang yang sering berkelahi, orang yang mabuk – mabukan, pemarah, suka menyakiti orang lain atau hewan dan lingkungan. Tapi sekarang aku menyadari, betapa menderitanya ketika mereka melakukan hal tersebut, betapa menderitanya berada dalam keadaan tersebut, dan betapa menderitanya hal yang memaksa mereka melakukan hal tersebut. Betapa mereka ingin melakukan banyak kebaikan, namun dunia seperti tidak berpihak pada mereka. Yang aku alami masih sangat sederhana, namun aku merasa dampak yang sangat besar terjadi padaku.

Aku menyadari penderitaan yang mengawali, mendampingi dan yang akan ku alami dari kemarahan tersebut. Aku akan sebisa mungkin mencoba untuk tidak marah, dan berusaha meringankan penderitaan yang sedang dialami orang lain. Aku akan berusaha dengan rajin agar menjadi orang yang memiliki kestabilan mental dan memiliki kapasitas untuk meringankan penderitaan orang lain.

When bug is experience (SoftBuggy 2006-2007)

December 6, 2007

Motto ini aku dengan dari seseorang satu tahun yang lalu, waktu kuliah bersama konsep teknologi waktu semester 1. Terus terang saja, bagiku ini sangat berkesan dan bermakna sangat dalam. Orang komputer biasanya sangat familiar dengan istilah bug. Itu biasanya diartikan sebagai sebuah kesalahan dalam program atau algoritma tertentu, yang disebabkan ketidak telitian programmernya.

Aku suka menganalogikan hidup ini seperti membuat program. Kita punya tugas untuk melakukan sesuatu, proses itulah yang dianalogikan sebagai proses pembuatan program. Kita sering melakukan kesalahan, karena itu kita sering sekali takut membuat kesalahan ketika sedang melakukan sesuatu. Karena rasa takut itulah kita tidak berani mencoba sesuatu yang baru. Kita mengekang diri kita dengan hal-hal tersebut..

Pada akhir bulan Agustus 2006, seseorang pernah berkata padaku. Bug itu adalah manusiawi, justru orang yang tidak pernah nge-bug itu bukanlah manusia. Yang penting adalah menyediakan waktu untuk debugging. Perkataan itu sangat berkesan padaku waktu itu, bahkan hingga saat ini. Aku sangat berterima-kasih kepada orang yang mengatakan itu padaku.

Pada bulan Oktober 2007 juga, ada seseorang yang menceritakan tentang perkataan dosen Konsep Teknologinya, seorang ilmuan akan sangat senang ketika menemukan suatu rumus atau teori, tapi disisi lain dia sangat menderita mengetahui betapa khawatirnya dia kalau-kalau teori yang ditemukannya itu ternyata mengandung kesalahan, dan berusaha dengan setengah hati mencari tahu apakah ada kesalahan atau tidak….
Tapi sebenarnya ilmuan yang baik itu tidak seperti itu, ketika sedang menganalisa temuannya, dia harus bertindak seperti orang lain, dia harus beranggapan kalau temuannya itu masih mengandung kesalahan, dan sekuat tenaga mencari kesalahannya.

Sama saja seperti hidup kita, kadang kita takut mengakui kalau selama ini kita melakukan kesalahan. Kita takut jika kita melakukan kesalahan, kita takut apa yang kita praktikkan selama ini percuma. Tapi kita tidak boleh seperti itu, jangan sampai kita tersesat terus. Aku penganut prinsip worst-case dan back-tracking. Mempersiapkan sejak awal kemungkinan terburuk, tidak ragu mencoba semua hal, dan melakukan early-pruning jika jalanku sudah melenceng. Hehe..

When bug is experience, belajar dari kesalahan, aku akan berusaha melakukan yang terbaik, tidak takut membuat kesalahan, mencoba segala hal, dan tanpa terikat dan segera mengakhirinya begitu aku mengetahui hal itu buruk. Aku akan bertangung jawab untuk segala keputusanku, tidak keras kepala, dan melihat segala sesuatu apa-adanya, tidak dibiaskan oleh persepsi keliruku.

Seven Steps to Improve Personal Effectiveness (Putra Sampoerna Training)

November 22, 2007

Tiba-tiba saja diwajibkan ikut training dari SF di waktu sedang sibuk bangetnya kuliah, tugas menumpuk, kuis dan ujian dimana-mana.WAH!!!!!!!!!!!!  Kenapa sih waktunya tidak waktu lagi santai aja (sebal >.<)

Pertama-tama datang dengan perasaan kesal, mencoba memotivasi diri sendiri dengan berkata semoga bisa bermanfaat deh trainingnya,  agar ga sia-sia aku datang. Pertama kali datang melihat instrukturnya agak ragu juga, soalnya tidak mendapat kesan apa-apa (biasanya kalo motivator itukan jago memotivasi, wajahnya selalu cerah,tersenyum dll). Training dibuka dengan menulis nama orang yang berpengaruh besar dalam hidup kita dan menjelaskan pada anggota yang lain kenapa kita mengidolakan orang tersebut. Setelah itu mulai masuk pelajaran pertama, mengenai mengapa harus bersikap ProAktif(hm.. sudah sering, cape deh T_T). Setelah beberapa simulasi, ada sedikit hal yang berbeda dengan training yang pernah kuikuti dulu, instrukturnya mengajarkan bahwa kita tidak boleh hanya memikirkan diri sendiri, tapi juga orang lain. Timbul sedikit ketertarikan.

Setelah itu kelompokku mendapat presentasi mengenai Win-Win solution , menjelaskan mengapa itu penting dll. Entah kebetulan atau sebuah keberuntungan, ini merupakan salah satu topik yang sangat aku sukai, mengapa membantu orang itu penting, mengapa berpikir tidak egois itu penting. Sesuatu yang selama ini jadi pertimbanganku apakah berbuat baik hanya agar orang-orang menyukai kita, agar kita mendapatkan banyak hal baik dimasa datang. Selama ini motivasiku hanyalah agar orang yang aku bantu tidak menderita, yang setelah aku renungkan ternyata percuma saja kalau  membantu orang setengah-setengah karena hanya akan menyusahkan mereka dikemudian hari, bahwa ternyata menolong orang itu sangatlah sulit. “Kita semua ingin bahagia, namun kita tidak akan bahagia jika orang lain tidak bahagia, jadi sebenarnya ingin bahagia berarti dengan membuat diri sendiri dan orang lain bahagia”. Dengan tidak egois kita akan semakin kokoh, terbentuknya suatu kesinambungan-kontinuitas, kita tidak dapat melepaskan diri kita dari orang lain, semua saling berhubungan, semua saling bergantung satu sama lain. Kita semua saling memberi, baik ketakutan , kemarahan, kesedihan maupun keberaniaan, kesukacitaan dan kebahagiaan.

Sewaktu training juga ada yang bertanya, mengapa perusahaan-perusahaan yang melakukan eksploitasi kepada pekerjanya cenderung lebih maju dibanding perusahaan yang juga memikirkan kesejahteraan para anggotanya. Sewaktu berpikir aku jadi teringat dengan para koruptor, orang yang korupsi tentu saja akan lebih kaya dibanding orang yang tidak korupsi, tapi pikirkan akibat yang telah mereka perbuat, karena kesenangan mereka yang tidak seberapa entah berapa banyak orang yang mereka buat menderita, penderitaan yang menurutku tidak dapat dibayar meskipun koruptor tersebut memberikan semua uang mereka, menghancurkan negara, dan akhirnya suatu saat mereka akan sangat menyesal dengan perbuatan yang telah mereka lakukan, dibenci banyak orang, dan lain-lain. Sama seperti perusahaan tadi, mereka telah membuat banyak sekali penderitaan untuk orang lain, mengeruk alam. Bumi kita sudah dalam masa yang kritis, kerusakan yang dialaminya sudah sangat parah, namun perusahaan-perusahaan tadi masih lah tidak perduli, mereka tidak akan berhenti sampai mereka puas, yang sepertinya tidak ada ujungnya. Hingga suatu saat, entah penderitaan seperti apa yang akan mereka berikan untuk semua manusia dibumi, semoga mereka segera menyadarinya.

Ups, sepertinya sudah mulai tidak nyambung.Hehe..Tapi ya gapapalah, terima kasih kepada banyak orang, kepada orang yang membantuku berlatih sehingga aku bisa menyadari hal ini, kepada orang-orang yang telah memfasilitasi training ini.

Semoga berkat hasil latihan yang aku dapatkan ketika pelatihan ini bermanfaat kepada semua makhluk dan dunia, semoga berkat hasil, latihan yang aku dapatkan ketika pelatihan ini semua makhluk berbahagia. Terima kasih semuanya..

A precious two weeks(7-21 Okt 2007)

October 27, 2007

Wuih, cape banget 2 minggu ini, banyak banget kerjaan. Hampir tiap hari datang ke VVD buat latihan mandiri, survey makrab, buat kesimpulan cd Dhammadesana, dll. Padahal tanggal 22 Okt ini bakal ujian. Seminggu penuh lagi. T_T

Tapi banyak sekali hal yang aku dapatkan, sesuatu yang tidak mungkin aku dapatkan hanya dengan bermain-main aja sewaktu liburan. :-P. Meskipun terasa sibuk dan penuh kekhawatiran kerena ga belajar untuk UTS, aku mendapatkan cukup banyak hal dari sisi Dhamma, Organisasi dan beberapa hal yang pribadi juga. 2 minggu yang membuatku sangat senang, suasana baru, teman-teman baru, motivasi baru, pengalaman baru, dan pola pikir yang baru. Aku bertemu dengan banyak orang-orang hebat, dengan pola pikir yang luar biasa, melakukan hal-hal yang sebelumnya kupikir tidak akan bisa aku lakukan.

Jatuh dari motor, Camping dan bertualang di malam hari sewaktu menjadi tim advance untuk tim survey Makrab PVVD, bertemu dan berkenalan dengan orang-orang baru selesai retret Dhammajala ke 17 , mendapatkan dan melakukan banyak hal sewaktu latihan mandiri, sms-an dengan seseorang, menjadi lebih akrab dengan panitia-panitia Makrab, ikutan resepsi pernikahan di Vihara, dan hal-hal lain yang menjadikan liburan ini sangat berharga. Liburan yang mungkin akan berperan besar dalam hidupku. Liburan yang akan selalu kuingat ketika akan mengambil keputusan penting.

Thx ya semuanya, thx untuk segala yang kalian berikan..

Jatuh dari Motor

October 13, 2007

Baru-baru ini waktu sedang survey untuk Makrab PVVD di Cikole, aku jatuh dari Motor waktu pulangnya. T_T.. Kejadiannya terjadi sekitar 10 menit sejak perjalanan pulang, di belokan ke 3 atau ke 4, aku tidak dapat mengendalikan motorku karena terlalu kencang sehingga keluar jalur.Untung aja aku hanya lecet-lecet sedikit di tangan, kaki dan bahu..Hehe..

Tapi meskipun begitu aku bersyukur. Aku baru belajar naik motor, banyak hal yang masih belum aku ketahui, ketika dalam perjalanan pulang itupun aku sedang mencoba-coba kemampuanku dalam mengendalikan motor. Temanku banyak yang mengatakan andaikan saja mereka tidak ikut denganku sewaktu perjalan pulang mungkin hal ini tidak akan terjadi karena aku tidak akan nekad. Menurutku ini suatu keberuntungan. Jika saja hal ini tidak terjadi kemarin mungkin saja akan terjadi beberapa hari lagi, atau mungkin beberapa bulan atau beberapa tahun lagi. Dan mungkin keadaannya akan jauh lebih parah, untung saja aku tidak jatuh ke jurang, untung saja aku tidak tabrakan dengan orang lain dan tidak sedang membonceng orang lain sehingga malah membahayakan mereka. Untung saja aku mengalaminya sendiri. Untung saja waktu itu aku ada teman yang mengikutiku dari belakang, sehingga bisa segera menolongku. Ketika aku pikir-pikir aku sangat beruntung sekali kemarin.

Selain itu aku juga mendapatkan beberapa pengalaman berharga. aku tidak dapat memikirkan apa-apa ketika jatuh dari motor, aku baru sadar ketika aku merasa helm ku terbentur dan aku sudah terjatuh beberapa meter dari motorku dan tanganku berlumuran darah( tidak parah sih, aku sekarang mengetik dengan dua tangan loh, :P). Yang jadi pikiranku adalah, apa yang akan terjadi jika pada saat itu aku mati, apa yang akan aku rasakan, apa yang aku pikirkan. Apakah aku akan mati begitu saja, atau aku melihat kilas balikku dan sebagainya. Saat itu aku bahkan tidak tahu apa yang akan terjadi padaku beberapa saat lagi, sama sekali tidak terpikirkan apakah aku akan luka atau mati, atau motorku rusak. Bahkan untuk beberapa detik setelah kejadian itu aku tidak dapat berpikir apa-apa.

Dan beberapa hal yang jadi pelajaran, aku bisa mati kapan saja, aku harus selalu berbuat baik, belajar, berlatih dan berbagi untuk segera mengetahui kebenaran sejati dan tidak terikat pada ideologi palsu. Semoga aku tidak mati duluan sebelum aku mengetahuinya. 🙂
Semoga semua orang memiliki kebahagiannya masing – masing, semoga semua orang berbahagia.

Pilihan dalam Hidup

October 9, 2007

Kelanjutan dari Blog ku yang lalu. Hehe…

Sering kali kita menyesali keputusan yang telah kita ambil. Seperti masalah yang pertama, kalau kita mengambil dari peti yang pertama dan kemudian ternyata yang kita minum adalah racun, kita akan langsung menyesal dan kemudian kesal kenapa kita tidak minum saja air dari peti yang kedua. Padahal kita tidak tahu juga apa yang terjadi kalau kita minum air dari peti yang kedua. Bisa saja yang kita ambil juga merupakan racun. Salah satu Dosen kesukaanku pernah berkata, “Kadang kita kecewa terhadap sesuatu karena kita mengira hal tersebut adalah hal buruk.”
Kesimpulan pertamaku untuk masalah ini, kita tidak boleh  memandang pilihan hanya sebagai baik atau buruk, tapi lebih baik atau lebih buruk. Kita juga seharusnya tidak langsung kecewa terhadap pilihan kita, kalau kita sudah memilih, sebaiknya kita jalanilah pilihan kita dengan senang hati, tanpa berandai-andai. Dan bahkan misalnya pilihan yang kita ambil itu adalah pilihan yang terburuk, Terimalah Kenyataan, kita seharusnya menjadikannya pelajaran, tidak terlalu larut dalam kesedihan, dan cobalah kembali untuk bangkit.

Masalah kedua, kita cenderung menyalahkan orang lain untuk pilihan yang telah mereka buat. Padahal pilihan yang kita buat juga sangat bergantung pada orang lain. Anak tersebut sampai memakai narkoba, salah-satunya adalah ketidaktahuan dia akan kerugiaan yang akan didapatnya. Padahal kalau saja ada orang yang memberitahu dia tentang bahaya narkoba tersebut, maka dia tidak akan mengunakannya.
Kesimpulan keduaku,  kita tidak boleh egois akan apa yang terjadi pada orang lain. Memang itu adalah pilihan mereka, tapi kita hanya beruntung saja karena mengetahui hal-hal tersebut baik atau buruk, kita memiliki pengetahuan lebih. Kita juga berperan serta meskipun sedikit akan hal yang terjadi pada mereka. Pikirkan bagaimana kalau hal tersebut yang terjadi pada kita. Sebuah peringatan yang bagus juga bagi kita untuk terus belajar, berlatih dan berbagi pengetauan kepada orang lain.

Pada masalah ketiga, kita tidak dapat memilih. Mengapa seseorang terlahir di keluarga miskin, mengapa seseorang cacat sewaktu dilahirkan. Bahkan menurutku, orang yang berperilaku jahat dan baik juga sudah ditentukan dari lahir. Kadang seseorang banga karena menjadi orang baik, tenang dan lainnya. Padahal itu juga merupakan suatu keberuntungan. Orang tersebut mungkin lahir dikeluarga yang baik, lingkungan yang aman dan bergaul dengan orang-orang baik, bayangkan dengan orang-orang yang lahir dikeluarga penjahat, setiap hari dicekam ketakutan sehingga pikirannya dipenuhi kekerasan. Bukan sepenuhnya salah mereka juga.
Kesimpulan ketigaku, hargailah setiap hal yang kita dapat, dan jangan memandang rendah orang yang miskin, jahat, cacat, bodoh dan lainnya. Mereka hanya kurang beruntung.

Pada masalah keempat, kalau orang yang memilih kotak A dan benar, maka maka orang tersebut akan bahagia, kalau ternyata salah, dia akan mengumpat-umpat. Sama saja ketika memilih kotak B, ketika mereka memilih kotak yang benar mereka akan bahagia, dan kalau memilih kotak yang salah mereka akan kecewa. Kalau aku, aku akan memilih kotak yang A. Aku akan senang kalau aku memilih kotak yang benar, dan tidak akan kecewa kalau memilih kotak yang salah. Aku juga tidak akan menganggap orang yang memilih kotak yang B dan ternyata memilih kotak yang benar, sebagai pilihan yang benar. Percaya atau tidak kemungkinan Harta Karun terdapat di kotak A adalah 66.6% sedangkan di kotak B hanya 33.3%.
Ada pembuktian Matematikanya loh. 😛
Kesimpulanku untuk masalah ini, misalkan kita bermain permainan ini 10 kali, maka kita pasti pernah kalah atau menang, bahkan pilihan terbaikpun kadang dapat salah, ini masalah Probabilitas, jadi pilihlah sesuatu dengan Probabilitas terbesar.:-)

Hidup adalah pilihan?

October 5, 2007

Kata-kata yang sering didengar, tapi aku punya pendapat sendiri..

Masalah pertama

Disebuah pulau tak berpenghuni terdapat dua buah peti yang berisi 50 botol minuman. Hanya saja, pada peti pertama terdapat 5 botol racun yang tidak dapat dibedakan dari 50 botol lainnya dan kita pasti mati jika minum setengah dari botol tersebut, sedangkan pada peti kedua 5 botol racun tersebut telah disebar secara tidak merata ke botol-botol lainnya. Kalau kalian harus minum sebotol minuman untuk bertahan hidup, botol dari peti mana yang akan kalian minum, dan bagaimana cara kalian minum?


Masalah Kedua

Seorang Anak SMA diajak untuk mengunakan narkoba, dan dia karena penasaran dia mencobanya. Sekarang dia sedang berada di pusat rehabilitasi dan merasa sangat menderita. Apakah itu adalah salah dia sepenuhnya karena telah mengunakan narkoba?

Masalah Ketiga

Seorang anak terlahir dalam keadaan cacat. Siapakah yang harus disalahkan? Orang tuanya? Atau salah dia sendiri?

Masalah Keempat

Ada 3 kotak yang tidak kita ketahui isinya,yang kita ketahui hanyalah disalah satu kotak tersebut terdapat sebuah harta karun dan kotak lainnya kosong. Tujuan dari permainan ini ialah mendapatkan harta karun tersebut. Pertama-tama kita disuruh memilih salah satu dari kotak tersebut, misalkan kotak-kotaknya adalah A,B, dan C.. Kita memilih kotak B dan kemudian ada yang membuka kotak C dan memperlihatkan bahwa kotak C tidak berisi apa-apa. Sekarang hanya tinggal 2 buah kotak yang salah satunya berisi harta karun. Entah Kotak A atau Kotak B. Kalau harus disuruh memilih lagi, kalian akan memilih kotak yang mana?

Apa pendapat kalian tentang masalah-masalah diatas? Hehe..

There is happiness in being better..

October 5, 2007

Semua orang pasti ingin menjadi lebih baik dari sebelumnya, setiap orang ingin menjadi lebih baik dari orang lain. Semua orang mati-matian belajar, bekerja, untuk menjadi lebih baik, melebihi orang lain. Pasti semua orang merasa bahagia ketika menjadi lebih baik dari orang lain.

Keinginan untuk menjadi lebih baik dari orang lain adalah asal mula dari sebuah persaingan. Kita merasa senang ketika melebihi orang lain, dan merasa sedih ketika dikalahkan oleh orang lain. Jadi sampai kapan baru kita akan merasa puas? Ketika menjadi orang terbaik didunia? Kita tidak akan pernah merasa puas dengan hasil yang telah kita miliki, awalnya memang kita merasa senang, tapi pasti suatu saat kita akan merasa bosan dan menginginkan lebih, dan ketika kita gagal mendapatkan apa yang kita inginkan kita menjadi sedih. Jadi kenapa kita tidak berhenti berusaha dan menikmati hidup ini saja? Tentu beberapa orang akan berpendapat dengan pendapatnya sendiri. Tidak, tidak.. Kita tidak akan bisa bahagia dengan hanya menikmati hidup ini, suatu saat kita juga akan menginginkan lebih dan kemudian kita akan menderita kembali.

Hal yang perlu di perhatikan ialah setiap kali kita merasa bahagia, kita juga akan merasa sedih. Kita tidak akan merasa bahagia selamanya, tapi juga tidak bakal sedih selamanya, hidup selalu berubah, dan masalahnya kita cenderung lebih mengingat kesedihan kita dibanding kebahagiaan kita.

Jadi apakah kita akan selalu merasa sedih, bagaimana agar kita bisa merasa bahagia. Caranya adalah… Pikirin aja sendiri :p

Semoga semua orang memiliki kebahagiaannya masing-masing, semoga semua orang berbahagia… Hehe

Segengam garam dilautan

September 24, 2007

Sewaktu masih berada di kelas 3 SMP seorang laki-laki mengikuti klub olimpiade fisika di sekolahnya, dia sangat senang sekali bisa lolos seleksinya. Namun dia mulai merasa dirinya tidak mampu menyaingi temannya, seseorang yang sangat dikaguminya, seseorang yang kelak mendapat medali Emas dilomba Fisika Internasional, meskipun saat itu dia tidak akan menduga hal tersebut bisa terjadi. Dia juga merasa dirinya bodoh, tidak memiliki hal yang disukainya, sehingga memilih untuk keluar dari tim tersebut. Kemudian di semester 2, guru sekolahnya mulai mengajar quick basic, awalnya sih biasa-biasa saja, ketika ada tugas besar, dia diminta temannya yang tinggal didekat rumahnya untuk mengajarinya membuat tugas tersebut, disitulah dia mulai merasa tertarik dengan dunia programming, dia merasa sangat kagum dengan keteraturan dan kesederhanaan dari programming, sesuatu yang bisa mengekspresikan dirinya, sesuatu yang selalu melakukan apa yang diinginkanya, tanpa mengeluh, tanpa bertanya. Jika program itu melakukan kesalahan, maka yang melakukannya adalah programmernya, bukan karena programnya bodoh, melainkan programmnernya yang bodoh. Hal itu membuatnya bertekad untuk mengikuti klub programming yang ada disekolahnya tahun depan.

Kelas 1 SMA adalah saat yang sangat membahagiakan dirinya, itulah pertama kali dia bertemu dengan ce kelak sangat disukainya, meskipun sampai saat ini dia masih belum memberitahukan perasaannya pada ce tersebut. :P. Tahun inilah dia mendapatkan banyak teman baru, mulai aktif di organisasi sekolah, bertemu dengan orang-orang yang sependapat. Orang tidak ditemuinya sewaktu dia kuliah, seharusnya dia sangat menghargai saat itu. Dia mulai ikutan banyak kegiatan, mulai dari lomba Robotik yang diadakan salah satu kampus di Kota tempat tinggalnya, ikut lomba catur disekolahnya, dan ikutan seleksi olimpiade komputer tingkat kota untuk pertama kali. Disitulah bakatnya mulai dikenal, pengajar Robotik memuji bakatnya, mengalahkan peraih medali perak dan perunggu dalam lomba tersebut, dan guru pembimbing klub programming sangat menyukainya. Dia merasa sangat senang sekali. Dia merasa itulah saat paling indah dalam hidupnya. Tapi segalanya seperti berubah pada akhir Kelas 1 SMA, dia kalah dalam lomba Robotik dimana semua orang mengungulkannya, dia kalah dalam catur karena meremehkan lawannya, dan gagal dalam seleksi olimpiade komputer meski mendapat juara 1 pada seleksi kotanya. Hal ini sangat membuatnya sedih dan putus asa.

Kelas 2 SMA adalah saat yang cukup bersejarah dalam hidupnya juga, sebuah perbaikan dari tahun lalu. Dia memenagkan lomba robotik dan pergi ke Singapura untuk ikut lomba tingkat Internasional, dia juga menjadi wakil ketua Klub catur di sekolahnya, sempat terjadi perselisihan dengan beberapa orang teman baiknya karena seorang ce. Sungguh luar biasa lima orang menyukai ce yang sama, dan kebetulan semua orang itu adalah teman baiknya. :p, sampai mengadakan konferensi segala. Dan baru-baru ini dia mendengar kenyataan yang cukup mengejutkan dari temannya. Hehe.. Ketika ada sebuah lomba yang diadakan sebuah perguruan tinggi swasta dibandung, dia berhasil mengerjakan sebuah soal yang sangat sulit, saat ini pulalah dia yakin, bahwa keputusannya memilih programming tidaklah salah. Dia kemudian mengikuti seleksi kota sekali lagi dan mendapatkan juara 2 untuk tingkat kota.

Inilah saat-saat dia kembali menekuni programming, mendapatkan banyak teman baru waktu seleksi provinsi, dan akhirnya mendapatkan medali emas sewaktu OSN IV di Jakarta. Saat-saat berada di OSN adalah saat yang tidak akan pernah dilupakannya (karena beberapa hal, tidak hanya karena lombanya..Hehe) . Setelah pulang dia sudah memfokuskan untuk belajar programming, sehingga beberapa masalah di kelasnya menjadi agak kacau. Tapi meskipun begitu , dia tidak menyesal. Dia memang menyukai programming, programming telah memberikan banyak hal kepadanya. Akhirnya setelah berjuang panjang dia berhasil terpilih menjadi 4 orang yang akan mengikuti lomba programming beskala internasional . Tapi didalam lomba tersebut dia melakukan kesalahan fatal yang sangat disesalinya waktu itu, andaikan saja dia lebih berhati-hati dia pasti bakal setidaknya mendapatkan medali.

Tapi setelah beberapa waktu berlalu, dia mulai bisa menerima hal tersebut, pengalamannya waktu bertanding tersebut telah menjadi pelajaran bagi orang lain. Dia merasa cukup senang, karena dengan kesalahannya dia telah membantu orang lain. Dia juga jadi belajar banyak hal, untuk tidak menyesali segala yang terjadi, karena itu adalah pilihan yang dia ambil, spekulasi yang dia ambil, dia seharusnya sudah mempertimbangkan matang-matang tentang keuntungan dan kerugian yang akan dia dapatkan. “Andaikan dia berhati-hati”, sesuatu yang dia pikirkan terus, mungkin banyak orang lain yang mengalami hal yang sama. Kata “andaikan” memang terdengar menyenangkan, namum sebenarnya “andaikan” juga keadaan yang terjadi lebih buruk, kita tidak perlu terlalu menyesalinya. Kita tidak akan mengetahui apa yang akan terjadi, jadi hargailah hidup kita saat ini, tidak perlu terlalu menyesali masa lalu.

Sekarang orang tersebut masih menjalani masa kuliahnya dengan penuh berandai-andai. :P. Namun dia sudah tidak pernah menyesal lagi, dia menikmati setiap saat dalam hidupnya. Kadang dia bernostalgia akan masa lalu dan tersenyum. “Andaikan semua tidak seperti itu”.. 😛